liburan kemarin bukan justru membuatku senang, tetapi sebaliknya. setiap hariiii kamu membuatku menangis.
ah. mungkin akunya saja yang cengeng! iya kan, Dung?!
hari Sabtu subuh, aku sms kamu menanyakan bagaimana kita menjemput temanmu yang baru datang dari Jakarta. hingga jam setengah 6 pagi, kamu belum juga balas smsku. sampai kemudian aku telepon kamu. kamu menjawab teleponku, dan dengan songongnya kamu berkata 'halo' sambil tertawa dan bilang "Ibank udah sama mereka di Malioboro, Syif. Syif ke sini ya.. ini tinggal nungguin Syifa aja." apaan banget sumpah. elu kagak bales sms gue tapi elu ngeduluin jemput temen lu langsung? dengan keadaan kesal aku pun langsung menuju Malioboro. ketika kamu menjulurkan tanganmu untuk menyalamiku, aku tidak menjabatnya. aku tidak mau, karena kamu selalu membuatku kesal saja.
siang harinya, amazing sekali kamu mau mengajakku makan di tempat kerjamu. itu pasti demi temanmu kan? sedangkan aku yang selama ini meminta hadiah diajak makan di tempat kerjamu, kamu tidak pernah mau mengabulkannya. alasannya malu. hah.
hari Minggu pagi di Parangtritis. aku sendirian duduk di tepi pantai. sedangkan kamu malah bergabung dengan temanmu dan pacarnya mendekati air. entah apa yang kamu lakukan bersama mereka. yang jelas aku sudah malas untuk menghampiri kalian. aku mencoba mengalihkan perhatian dengan memotret pemandangan sekitarku. padahal dalam hati aku meringis. tega-teganya kamu tidak menemaniku, bahkan tidak mengajakku untuk bergabung bersama kalian.
siang harinya di Borobudur. lihat temanmu! dia membawakan tas cangklong pacarnya, padahal itu tas wanita. sedangkan aku yang membawa tas gendongmu. kamu sama sekali tidak menawarkan diri untuk membawakan tasnya. kamu tahu kan hari itu panas dan melelahkan? kenapa harus menunggu hingga aku yang berkata, "bawa tuh ah tasnya!". kapan kamu bisa peka terhadapku, Dung? :'( padahal 4 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk bisa mengenal satu sama lain.
malam harinya di Malioboro. aku terus berjalan mendahului kalian. tanpa sadar ternyata kalian sudah berhenti di sebuah PKL. kamu dan temanmu memanggil-manggilku. Dung, kenapa hanya memanggil? sekedar memanggil saja temanmu juga bisa melakukannya. kenapa tidak mengejarku? :'( sungguh aku merasa sangat tidak dihargai. padahal aku berkorban datang ke Jogja untuk bisa ikut menemanimu menjadi guide bagi temanmu yang liburan di Jogja.
kekesalanku sudah tidak tertahankan lagi. aku menangis di sepanjang perjalanan ke Alun-alun Kidul. aku terus diam membisu walaupun kamu berusaha mengajakku mengobrol.
puncaknya ketika kamu mau naik mainan sepeda-motor-mobil-becak-an atau apalah itu namanya (entah aku tidak tahu karena bentuknya tidak jelas. aku masih cemberut dan membisu. hingga temanmu bertanya, "Syifa pernah naik kayak ginian sebelumnya di sini?" lalu aku jawab, "boro-boro. dianya diajak naik becak berdua aja gak pernah mau." hahahaa... jleb tuh makan omongan gue! kamu terlalu menyepelekan permintaanku. kamu tidak tahu bagaimana caranya romantis ya? kamu tahunya hanya cara untuk membuatku kesal dan menangis. ya, itu lah keahlianmu.
kamu sudah tahu kan, Dung.. aku mencoba sekuat tenaga untuk tetap tersenyum demi kamu. aku mencoba untuk memberimu saran ketika kamu membeli sepatu. padahal aku sangat ingat dulu, setiap kali aku memintamu mengantarku membeli sepatu, kamu akan langsung bete jika aku terlalu lama memilih-milih. bahkan kamu sama sekali tidak membantuku menentukan pilihan sepatu mana yang cocok untukku. aku jadi berpikir tidak akan memintamu mengantarku membeli sepatu lagi. kamu juga egois, Dung. andai kamu menyadari hal itu..
Dung, aku minta maaf atas kejadian selimut dan terlelap di motor kemarin. aku menangis, aku kesal, aku bertahan, karena aku sayang padamu, dan karena aku tahu sebenarnya kamu juga sayang bahkan amat sayang padaku. hanya kita sering salah bertindak dan menafsirkan arti sayang itu. maafkan aku, Dungdung...
by. si Famysa, sayang kamu